Senin, 14 September 2009

tak terbayangkan

ya ... itulah perasaan pertama ketika aku harus memaksakan hatiku mencintai orang yang tak kusukai sama sekali. seiring waktu yang kurasakan sungguh diluar nalar yang selama ini aku pahami. kubuang jauh perasaan cinta itu. kuanggap cinta itu tak pernah hadir dalam hatiku. karena memang cinta sepertinya memang bukan untukku. kenapa? karena aku bisa membedakan apa itu cinta. sebelum ini aku pernah merasakan cinta yang luar biasa ....... tak terbayangkan akan hilang begitu saja. lalu aku dihadapkan dengan wanita yang memang belum bisa aku cintai sampai sekarang. entahlah. tak ada yang salah dengan aku dan dia. akupun tak ingin menanyakan kenapa semua ini terjadi. terlalu rumit bagiku menelaah urusan hidup yang satu ini.....

yang hebat aku harus mengalami rasa hampa hampir 10 tahun lamanya..... bukan waktu yang singkat untuk menyembunyikan sebuah rasa. sampai bermimpi pun aku dilarang untuk membayangkannya ....... duhhhh tersiksa. namun entahlah ada sesuatu yang kukatakan tadi aneh ..... tanpa sadar selama 10 tahun aku merasa tak memiliki apa - apa. datang dan pergi tak ada bedanya bagiku. ada dan tiada seperti samar bagiku. suka dan tidak juga tak jelas bagaimana nuansanya. tak pernah aku merasa memiliki untuk urusan apapun. aku seperti sedang mengikuti aliran hidup yang melintas entah kemana perginya cerita ini.

sangat tidak masuk akalnya hal ini membawa keuntungan bagiku. aku terlepas dari rasa yang membuat sebagian besar orang akan merana karena 'kehilangan'. ya orang merasa 'kehilangan' karena merasa 'memiliki' atau karena rasa 'cinta'. tapi tak mengertinya aku, disaat yang sama muncullah sosok 'belahan jiwa' yang mustahil rasa cintaku padanya dibandingkan dengan materi apapun di dunia ini. ya dia muncul dengan manis di tengah ketidakpedulianku dengan cinta. kontan saja semua cintaku yang selama ini hilang 'tumplek' hanya buat dirinya. ada semacam magnitude luar biasa. anehnya ini berimplikasi pada sosok yang tak kucintai sebelumya. ya .... muncullah perasaan 'pengertian' dan 'menerima' bahwa skenario ini bukan pilihanku dan pilihannya. akhirnya yang bisa terucap dariku hanyalah do'a. untuk tetap bisa menjaga dan tidak saling menyakiti ...... bagiku ini adalah pengorbanan untuk sebuah 'cinta' yang harus aku pertanggungjawabkan. rumit memang ......... entahlah dan ini benar - benar terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar